Pengukuhan dihadiri Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar, Ketua MUI Lumajang Ahmad Hanif, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Biyanto, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Lumajang Halimi Maksum beserta jajarannya. Saat ini Lumajang juga terus berupaya dalam menurunkan angka stuntingnya melalui berbagai intervensi baik itu intervensi sensitif maupun spesifik. Intervensi yang dilakukan berupa pemberian tablet penambah darah zat besi (Fe) pada remaja putri dan ibu hamil, pelayanan ibu hamil sesuai standar, pemberian ASI eksklusif hingga pemberian makanan tambahan (PMT) bagi bayi dan balita.
Pemerintah terus berupaya menangani stunting di Indonesia dengan langkah-langkah seperti sistem rujukan berjenjang dan intervensi gizi spesifik. Program ini meliputi pemberian susu dan telur di posyandu, deteksi dini di puskesmas, pemberian makanan tambahan (PMT) dan koreksi, serta pemberian Pangan Olahan untuk Kondisi Medis Khusus (PKMK) dari rumah sakit. Hasil positif terlihat di desa Karangaren dengan penurunan stunting sebesar 6% dalam 6 bulan. Edukasi kepada masyarakat dan pemantauan tumbuh kembang anak juga menjadi fokus dalam upaya penurunan stunting di Purbalingga.
Pemerintah Kota Jakarta Pusat telah menjalin kolaborasi dengan MNC Group dalam upaya menurunkan angka stunting. Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma, beserta jajarannya melakukan kunjungan ke MNC Group untuk menawarkan program kerja sama dalam penanganan stunting di wilayah tersebut. Dukungan penuh dari MNC Group, termasuk Executive Chairman Hary Tanoesoedibjo, diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan stunting di Jakarta Pusat.
Gangguan mental yang dialami oleh ibu hamil dan ibu pasca-persalinan dapat meningkatkan potensi bayi yang dilahirkan terkena stunting. Ketua Komunitas Wanita Indonesia Keren Maria Stefani Ekowati mengatakan, anak menjadi stunting tidak hanya disebabkan oleh faktor fisik semata. Kondisi tersebut juga disebabkan oleh gangguan mental yang menyebabkan ketidakbahagiaan seorang ibu dalam mengasuh bayinya.
Sukanto Tanoto, seorang konglomerat yang terkenal dalam dunia bisnis, juga dikenal karena dedikasinya dalam bidang filantropi. Melalui Tanoto Foundation yang didirikan bersama istrinya, Sukanto Tanoto telah menyumbangkan triliunan Rupiah untuk program pendidikan dan kesehatan di Indonesia. Menurut Laporan Tahunan Tanoto Foundation, donasi keluarga Sukanto Tanoto selama periode 2015 hingga 2022 mencapai USD133,8 juta atau sekitar Rp1,9 triliun. Donasi ini digunakan dalam berbagai program, seperti beasiswa TELADAN, program SIGAP untuk penurunan stunting, dan program PINTAR untuk meningkatkan kapasitas siswa, guru, dan kepala sekolah di seluruh Indonesia. Selain itu, Tanoto Foundation juga berkolaborasi dengan Philanthropy Asia Alliance untuk menginisiasi program pendidikan dan sosial di Asia dengan komitmen donasi sebesar USD25 juta dalam periode 5 tahun.
Angka stunting di Indonesia bagian timur menjadi perhatian utama pemerintah. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkap beberapa daerah yang angka stuntingnya tinggi di antaranya Maluku dan Papua. Menurutnya, hal ini disebabkan karena masyarakat di sana tidak mengutamakan konsumsi yang tinggi gizi, seperti ikan. Masyarakat Papua dan Maluku malah menjual ikannya dan digunakan untuk membeli mi instan. Hal ini diungkapkan Tito saat sesi dialog dengan kepala daerah di seluruh Indonesia secara daring di acara Peluncuran Gerakan Pangan Murah Serentak Nasional. Sesi dialog juga dilakukan bersama Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi dan perwakilan Kementerian Pertanian.
Masyarakat yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk stunting. Untuk mencegah stunting di lingkungan sekitar TPA, diperlukan intervensi yang efektif. Menurut Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, stunting masih menjadi tantangan kesehatan yang dihadapi oleh 1 dari 4 anak di Indonesia. Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional dan untuk menyebarkan informasi tentang program pencegahan stunting, Danone Indonesia menyelenggarakan kegiatan "Aksi Gizi Generasi Maju" dengan fokus pada tema "Wujudkan Generasi Maju Bebas Stunting dengan Isi Piringku kaya Protein Hewani". Kegiatan ini diadakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan bertujuan untuk berbagi praktik baik dalam kemitraan antara pemerintah daerah dan swasta. Melalui edukasi pencegahan stunting dan kebersihan lingkungan, Danone Indonesia berharap dapat memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Kebon Kongok, Lombok Barat.
Saat ini masih ada sebanyak 1.267 balita stunting di Kota Semarang. Jumlah tersebut sudah menurun dibanding Desember 2022 yang mencapai 3.500 balita stunting. Mengejar target nol stunting pada 2024, Pemkot Semarang berencana menambahkan daycare khusus balita stunting atau Rumah Pelita di 16 kecamatan yang ada. Sebab, Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu menilai, keberadaan Rumah Pelita berhasil menurunkan angka stunting di Kota Semarang.Di sana balita stunting akan dirawat oleh tenaga ahli gizi untuk perbaikan asupan gizinya. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam akan menindaklajuti arahan tersebut. Kini pihaknya juga masih terus melakukan update pendataan terkait kasus stunting di setiap bulannya. "Data selalu kami update setiap bulan. Harapannya yang masih tinggi di Utara terus di Selatan, dan Barat itu harapannya setiap bulan bisa berkurang," ujar Hakam, saat dihubungi Kamis (22/6/2023).
Prof. Dr. Damayanti Rusli Sjarif, seorang Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, optimistis bahwa Indonesia dapat mencapai target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024, asalkan konsep yang terbukti secara ilmiah tetap dijalankan secara konsisten. Menurutnya, penelitian membuktikan bahwa protein adalah zat makanan yang paling penting dalam mencegah stunting, dan kunci untuk menurunkan angka stunting adalah dengan mengonsumsi protein hewani yang mengandung asam amino esensial lengkap. Prof. Damayanti juga menjelaskan bahwa tidak semua balita pendek diklasifikasikan sebagai stunting, melainkan hanya yang mengalami kekurangan gizi berulang atau kronis.
Presiden Joko Widodo mendorong pemerintah daerah untuk mengadopsi teknologi digital, seperti Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), dalam upaya penanganan kasus stunting. Beliau menekankan pentingnya koordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) untuk memastikan penerapan SPBE di setiap kabupaten/kota. Dalam rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, disebutkan bahwa Kabupaten Sumedang telah berhasil menerapkan SPBE dengan baik sebagai basis data untuk menurunkan kasus stunting. Presiden Jokowi mengharapkan kabupaten/kota lainnya dapat meniru implementasi yang sukses tersebut.
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meyakini program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) mampu menekan prevalensi stunting di wilayah Indonesia Timur. Melalui program ini, masyarakat desa diberikan pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan berbagai macam usaha ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan dan kemandirian mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Wapres mengatakan, kemiskinan dan stunting merupakan permasalahan serius yang membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Karena itu, ia menginstruksikan semua pihak untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor lainnya dalam merancang dan melaksanakan program-program yang tepat sasaran. "Saya minta seluruh pihak betul-betul serius memperkuat koordinasi lintas lembaga serta melakukan penajaman kegitan intervensi penanggulangan kemiskinan dan penanganan stunting di berbagai sektor," kata Wapres dalam acara Penguatan, Pembangunan dan Pemberdayaan Desa untuk Indonesia Bebas Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Ternate, Jumat.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, menyampaikan bahwa angka stunting di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan penurunan angka stunting dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2019, angka stunting mencapai 27,67 persen, sedangkan pada tahun 2021 angka tersebut turun menjadi 24,40 persen. Hal ini menunjukkan keberhasilan BKKBN dan pihak lain yang terlibat dalam upaya penurunan kasus stunting di Indonesia, dengan berhasil menurunkan kasus stunting sebesar 3,3% dalam dua tahun. Penurunan angka stunting ini juga menandakan hasil yang baik dari upaya dan intervensi yang dilakukan oleh kementerian dan lembaga pemerintah.